Destinasi Wisata Ala Madura Utara


Foto by Khair
Hai, Sahabat Paragraf. Kita sekali-kali jalan-jalan yuk.  Kali ini, kita mencoba berjalan-jalan di sekitar Tamberu pantai utara Madura. Dimana tamberu itu ya? Lanjut!

Tamberu adalah nama beberapa desa yang berlokasi di pantai utara Madura. Lebih tepat di sekitar perbatasan Sampang-Pamekasan. Lah, satu nama kok jadi berapa desa sih? Berlokasi di tanah dua kabupaten lagi? Memang iya, Sahabat Paragraf. Tamberu itu terbagi beberapa bagaian. Tamberu Laok, Tamberu Daya, Tamberu Barat, Tamberu Timur, Tamberu Agung dan Tamberu Alet. Awalan nama desa itu memang sama, tapi beda nama ekornya. Setiap nama ekor itulah yang menjadi identitas satu desa ke desa lainnya. Jadi, kalau sekali-kali Sahabat Paragraf hendak mengunjungi kerabat atau sekadar mau jalan-jalan di desa tersebut, kita harus menghapal nama terakhir lebih dahulu. Biar orang tak jadi bingung ketika kita bertanya alamat tujuan.

Tamberu tidak hanya tercaplok di satu kabupaten loh. Tamberu terbagi beberapa desa dan berada di kedua kabupaten, yaitu: Sampang dan Pamekasan. Tamberu Laok, Tamberu Daya, Tamberu Barat, Tamberu Timur berlokasi di Kabupaten Sampang. Sedangkan, Tamberu Agung dan Tamberu Alet berlokasi di Kabupaten Pamekasan. Dan, sejumlah desa tesebut berada di sekitar perbatasan kedua kapubaten yang berada di sektiar pesisir utara Madura. Unik bukan?

Kita lanjut ke destinasi wisata. Oh, ada tempat wisata juga toh? Menurut mimin sih, tidak ada tempat wisata secara formalitas. Namun, ada beberapa tempat yang cukup menarik bagi yang ingin berlibur diri sejenak. Misalkan, jembatan Tamberu yang menawarkan beragam pemandangan dan budaya. Di jembatan tersebut, kita menemukan dua obyek yang dapat kita nikmati secara langsung. Dua obyek tersebut mempunyai pemandangan secara alami atau tenpa direkayasa oleh pihak mana pun.

Di belah utara Jembatan, kita dapat menikmati pemandangan unik. Dimana terlihat perahu-perahu penangkap ikan bersandar dengan beragam corak modifikasi yang masih tradisional dan berwarna-warni. Biasanya, perahu-perahu tersebut akan beraktivitas ketika malam hari. Berangkat sore atau selepas salat isya’, baru pulang jam tujuh pagi hingga jam sebelas siang. Tergantung situasi.

Memang, sungai tersebut dijadikan tempat menginap perahu warga ketika beristirahat sejak turun temurun. Tak hanya milik warga Tamberu Sampang, Tamberu Pamekasan pun boleh bersandar di sana. Meskipun agak berdesakan, sejumlah perahu tersebut cukup menawarkan kesan kedisiplinan dan kekompakan warga sekitar.

Lanjut ke obyek berikutnya, Sahabat Paragraf. Di belah selatan jembatan, kita mendapati obyek sungai yang tampak kosong melompong. Kenapa kok dibiarkan kosong ya? Menurut pernyataan warga setempat, tempat itu memang cukup untuk ditempati parkiran perahu. Cuma masalahnya, perahu susah melalui bawah jembatan. Terlebih, ketika di musim hujan yang berefek air naik, perahu semakin sulit untuk mencapai ke ruang sebelah. Sedangkan, perahu butuh waktu singkat untuk mencapai titik laut yang kurang lebih satu kilo meter.

Tetapi, sekalipun obyek yang tampak sepi itu sangatlah melompong, penggemar mancing mania lebih betah di tempat yang tampak lebih tenang itu. Sebab, selain tenang, ikan yang mereka inginkan lebih mudah ditemukan di sana. Sang pemancing pasti asyik nongkrong sambil mendengar alunan buru berkicau di sekitarnya.

Sungai yang terbilang terbesar se-pantura itu tidak pernah mati sejak dulu. Sekalipun kemarau panjang, sungai itu tetap bervolume tinggi. Kabarnya, sungat tersebut merupakan pusat tujuh anak sungai di pedesaan. Jika musim hujan, jarang meluap hingga menimbulkan banjir. Secara struktur alamnya sih, memang tak mungkin air meluap, Sahabat Paragraf.

Nah, di tempat ini, Sahabat Paragraf, kita boleh foto-foto sepuasnya. Cingkrak-cingkrak sepuasnya pun boleh. Mau apa saja boleh. Bebas. Asal jangan di tengah jalan atau melompat ke sungai ya? Bahaya! Eh, ada lagi lebih bahaya loh. Apa itu, Min. Tidak menjaga kesopanan. Itu bahaya sosial, Sahabat.  
 

Selebih kita menikmati alam semesta pebatasan Sampang-Pamekasan ini, Sahabat Paragraf juga bisa belanja ikan segar di sekitarnya. Setiap pagi, ikan hasil tangkapan di laut diturunkan di sana. Sekaligus transaksi ikan yang hendak dilepas ke pasar terdekat. Siapa pun boleh tawar menawar, asal jangan ngutang ya? Hehehe…. Oh ya, mau nongkrong sambil minum-minum ada juga loh. Apalagi, pas mau mencicipi kuliner khas Tamberu yang mestinya nyes rasanya. Pokoknya, mau apa saja boleh. Welcome ae. Asal ingat ya, salat jangan ditinggalkan dan selalu mensyukuri nikmat Allah berikan*



Terima Kasih Telah Berkunjung
Jika mengutip harap berikan link DOFOLLOW yang menuju pada artikel Destinasi Wisata Ala Madura Utara ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatian anda

3 Responses to "Destinasi Wisata Ala Madura Utara"

  1. Aku baru sekali mampir ke Madura. Kuliner bebek sinjai dan lihat2 kain Madura yang coraknya berani,penuh semamgat. Kpn2 mau lagi ah soalnya waktu itu ga pake nginap rasanya kurang afdol 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sampai Madura bagian barat aja ya, Bun? Kapan-kapan Madura bagian timur, Bun.

      Hapus
    2. Terimakasih kunjungannya, Bun

      Hapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel